VIII. DATA PENGAMATAN
7.1.
Uji Saponin
NO. |
PERLAKUAN |
TUJUAN |
HASIL |
1. |
Dimasukkan ekstrak uji kedalam
tabung reaksi dan ditambahkan 10 ml air panas |
untuk mengekstrak kandungan
Saponin dalam sampel (simplisia) |
Larutan bening |
2. |
Setelah dingin sampel diocok
selama 10 detik dan diamkan selama 10 menit |
agar ekstrak Saponin yg
diinginkan terbentuk |
Larutan berwarna coklat muda
dan terdapat buih |
3. |
Dimasukkan HCl 2N sebanyak 2-3
tetes |
untuk menentukan apakah sampel
mengandung saponin |
Buih tidak hilang sehingga
sampel mengandung saponin. |
7.2. Uji Polifenol dan Tanin
NO. |
PERLAKUAN |
TUJUAN |
HASIL |
1. |
Dimasukkan larutan ekstrak
kedalam tabung reaksi |
- |
- |
2. |
Ditambahkan larutan FeCl3
sebanyak 1 ml |
Untuk menentukan adanya
kandungan senyawa folipenol dan tanin |
Larutan berwarna biru kehitaman
sehingga sampel mengandung senyawa Polifenol dan Tanin |
IX. PEMBAHASAN
Berdasarkan
data pengamatan yang didapatkan dari video yang telah diamati, pada video kami
dilakukan dua jenis pemeriksaan atau pengujian, yaitu :
9.1. Uji saponin
Pada
percobaan ini pemeriksaan diawali dengan mengekstrak dahulu tumbuhan yang akan
diuji dengan menambahkan 10ml air panas, yang bertujuan agar senyawa saponin
yang terkandung dalam simplisa dapat terekstrak dengan baik. Kita ketahui bahwa
senyawa saponin ini akan menunjukan gejala dengan timbulnya busa pada saat
dilarutkan dengan pelarut air. Busa ini yang menunjukkan adanya kandungan dari
senyawa saponin dalam simplisia tersebut.
Kemudian
dilanjutkan perlakuan untuk menguji, setelah dingin sampel dikocok selama sepuluh
detik dan kemudian didiamkan larutan selama 10 menit di mana tujuan dari
perlakuan kedua ini adalah agar dari pengujian ini ekstrak saponin tersebut
dapat terbentuk dan dari perlakuan yang kami lakukan sehingga didapatkan hasil
dari perlakuan tersebut adalah larutan terdapat berwarna coklat dan juga
terdapat busa. Busa yang ditimbulkan saponin karena adanya kombinasi struktur
senyawa penyusunnya yaitu rantai sapogenin nonpolar dan rantai samping polar
yang larut dalam air. Sehingga busa yang ditimbulkan dapat bertahan selama 10
menit dengan ketinggian 1-3 cm.
Pada
langkah yang terakhir dimana dimasukkannya HCl 2N sebanyak 2-3 tetes di mana
tujuan dari perlakuan ini adalah untuk menentukan apakah sampel yang kami uji
tersebut mengandung saponin sehingga dari Hasil pengujian dimasukkannya HCL 2 M
sebanyak 2-3 tetes tadi didapatkan hasil yakni buih tidak hilang sehingga
sampel mengandung saponin jadi dari di diteteskan nya HCL 2N sebanyak 2-3 tetes
tadi mengandung bahwa hasilnya memang hasil dari saponin dikarenakan busanya
yang tidak hilang.
9.2. Uji Polifenol dan Tanin
Pada
pengujian polifenol dan tanin ini pada perlakuan pertama dilakukan pemasukkan larutan ekstrak ke dalam
tabung reaksi dimana pada dimasukkannya ini ke dalam tabung reaksi belum ada
tujuan di mana hanya ditaruh ke dalam tabung reaksi sehingga dari hasil yang
kami dapatkan itu belum membuahkan hasil karena baru tahap pertama dari uji
polifenol dan tanin.
Pada
tahap kedua ditambah larutan FeCl3 sebanyak 1 sehingga tujuan ditambahkannya
FeCl3 yakni untuk menentukan adanya kandungan senyawa polifenol dan tanin di
dalam larutan tersebut sehingga dari hasil yang kami dapatkan dalam pengujian
tersebut yakni didapatkan larutan berwarna biru kehitaman sehingga sampel
mengandung senyawa polifenol dan tanin.
X. PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
- Mengapa Pada Uji
Saponin perlu dimasukkan HCl 2N sebanyak 2-3 tetes ?
- Mengapa pada uji
saponin ada tidaknya saponin ditandai dengan timbulnya busa ?
- Mengapa pada
percobaan ini perlu ditambahkan Larutan FeCl3 pada Uji Polifenol dan Tanin
?
XI. KESIMPULAN
- Skrining
fitokimia merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari komponen
senyawa aktif yang terdapat pada sampel, yaitu mengenai struktur kimianya,
biosintesisnya, penyebarannya secara alamiah dan fungsi biologisnya,
isolasi dan perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis
tanaman.
- Pereaksi yang
digunakan dalam skrinning fotokimia guna mengidentifikasi terhadap
masing-masing jenis metabolit sekunder tersebut dilakukan dengan menggunakan
larutan-larutan pereaksi untuk alkaloida yaitu pereaksi wagner, pereaksi
meyer dan dragendorf.
- Uji fitokimia pada
penelitian ini dilakukan menggunakan metode biasa mencakup uji alkaloid,
terpenoid, saponin, steroid, flavonoid, fenol, dan tanin. daun temurui
mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, Saponin, Flavonoid, dan Tanin.
Alkaloid diuji menggunakan tiga jenis reagen yang berbeda yaitu Meyer,
Dragendorf, dan Wagner.
XII. DAFTAR
PUSTAKA
Farnsworth. 1996. Skrinning Fitokimia Edisi 2. Jakarta : Gramedia Jaya
Kristianti, Siti. 2008. Kimia Anorganik II. Jakarta : Erlangga
Muthmainnah. 2017. Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Etanol Buah
Delima (Punica Granatum L.) Dengan Metode Uji Warna. Jurnal Program Studi
D3 Farmasi STIKES. Issn 2622-0962. XIII
Sukma, Fisca Fajriani. 2018. Skrining Fitokimia Ekstrak Daun “Temurui”
(Murraya Koenigii (L.) Spreng) Kota Langsa, Aceh. Jurnal Jeumpa Volume 5
Tim Penuntun Kimia Organik 2.2020. Penuntun Kimia Organik 2. Jambi : Universitas
Jambi
Baiklah saya Khusnul Khotimah (039) akan mencoba menjawab permasalhan nomor 2. Hal ini dikarenakan pada saponin sendiri memiliki sifat yang unik yakni salah satu golongan senyawa pada bahan alam yang mempunyai sifat ampifilik serta dapat menurunkan tegangan permukaan. Penurunan tegangan permukaan disebabkan karena adanya senyawa sabun yang dapat merusak ikatan hidrogen pada air. Terimakasih :)
BalasHapus1. Baiklah menurut saya hal ini dikarenakan asam kuat b
BalasHapusMenjadi salah satu Reagen untuk menguji keberadaan senyawa Saponin karena asam kuat mampu berikatan mendekteksi ada atau tidak suatu senyawa Saponin tersebut dengan cara berikatan dengan senyawa tersebut.terimakasih
3. Untuk menguji apakah sampel tersebut mengandung senyawa polifenol dan tanin. Atau dengan kata lain fungsinya yaitu sebagai regent.
BalasHapusTerima kasih