JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN XII
DISUSUN OLEH :
Zulia Nur Rahma (A1C118048)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I.
Judul : Uji
Asam Amino dan Protein
II.
Hari, tanggal : Jum'at, 18 Desember 2020
III.
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
- Dapat mempelajari kimia gugus asam dan gugus Amina pada asam amino dan protein.
- Dapat mengenal uji kimia yang membedakan asam amino dan protein.
- Dapat membandingkan sifat-sifat golongan primer alami (protein) dengan monomernya (asam amino).
- Dapat mempelajari beberapa bahan pangan yang mengandung protein dan asam amino.
- Dapat menentukan reaksi pada koagulasi protein.
- Dapat menentukan reaksi protein dengan logam-logam berat
Iv.
Landasan Teori
Protein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak
dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor
belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan
tembaga. Protein yang ditemukan kadang-kadanh berkonjugasi dengan makromolekul
atau mikromolekul seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein
terkonjugasi uang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein, lipoprotein, flaboprotein dan glikoprotein. Protein yang
diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah
pertama; protein sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan
asam amino dan yang kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang dalam
hidrolosis tidak hanya menghasilkan asam amino tetapi menghasilkan juga
komponen organik ataupun komponen anorganik yang disebut "gugus
prosthetic" (Tim Praktikum Kimia Organik II, 2020).
Protein
termasuk dalam senyawa yang terpenting dalam organisme hewan. Sesuai dengan
peranannya protein berasal dari kata proteos yang artinya pertama. “Protein”
adalah poliamina dan jika dihidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino
hanya 20 asam amino yang lazim kita temui dalam protein tumbuhan dan hewan.
Namun kedua puluh asam amino ini dapat dihubungkan dengan berbagi cara
membentuk otot, enzim, dan lainya. Asam-aam amino yang terdapat pada protein
adalah asam α aminokarboksilat. Variasi dalam struktur monomer-monomer ini
terjadi dalam rantai samping. Asa amino tidak selalu bersifat seperti
senyawasenyawa organik. Titik leleh diatas 200 oC, sedangkan kebanyakan senyawa
organik dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperature kamar,
asam amino larut dalam pelarut air dan organic, tetapi tidak larut dalam
pelarut nonpolar. Asam amino memiliki moment dipole yang besar, juga mereka
bersifat kurang asam dibandingkan sebagian besar asam katrboksilat dan kuarang
basa dibandingkan sebagian besar senyawa amina yang lain (Fessenden, 1989).
Protein
adalah zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur,
dan fosfor. Protein sangat dibutuhkan oleh setiap organisme dan mikroorganisme
dalam kelangsungan hidupnya. Protein berguna untuk metabolisme sel, pembentukan
jaringan, dan lain-lain. Hasil perhitungan statistik kadar protein kasar ampas
sagu hasil fermentasi A. niger pada level urea dan zeolit yang berbeda. Hasil
uji statistik menunjukkan bahwa interaksi antara level urea dan zeolit
memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) meningkatkan kadar protein kasar
ampas sagu hasil fermentasi. Interaksi level urea 5% dan zeolit 5% mampu
meningkatkan kadar protein kasar ampas sagu hasil fermentasi sebesar 15,49 ±
0,33%, tertinggi bila dibandingkan interaksi antara level yang lain (Muhsafaat,
2015).
Dalam
penelitian ini penulis melakukan perbandingan kadar protein pada susu cair
terhadap penyimpanan suhu kamar dan suhu lemari pendingin dengan metode
Kjeldhal. Dilakukan pengujian dengan variasi lama penyimpanan, berdasarkan
dengan penelitian Putri tentang kualitas protein susu sapi segar berdasarkan
waktu penyimpanan yang disimpan di lemari pendingin, sehingga peneliti ingin
membandingkan dengan variasi suhu kamar dan suhu lemari pendingin. Peneliti
memilih susu cair UHT full cream dikarenakan pada sampel ini kadar lemak lebih
tinggi dibandingkan jenis susu lainnya. Dimana diketahui semakin tinggi kadar
lemak maka semakin tinggi pula kadar proteinnya. Metode kjeldhal merupakan
penetapan kadar protein total dengan menghitung unsur nitrogen (N%) dalam
sampel. Metode Kjedhal yang melalui tiga tahap yaitu proses dekstruksi,
destilasi dan tahap titrasi. Metode Kjedhal merupakan metode yang cukup akurat
dan cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein dengan menentukan kandungan
nitrogen yang ada dalam susu tersebut (Purnama, 2019).
Asam
amino yang merupakan suatusenyawa yang mempunyai dua gugusfungsi yaitu gugus
amino dan dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus aminoterikat pada atom
karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil (C-α) atau dapatdikatakan juga
bahwa gugus amino dan gugus karboksil dalam asam amino terikatpada atom karbon
yang sama. Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai
pembentuk struktur sel daripada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah
polimer dari asam-asam amina yang tersambung melalui ikatan peptida,
olehkarenanya dapat juga disebut polipeptida (Chang, 2005).
Menurut Setiadi, dkk
(2001), ada beberapa cara dalam penguji reaksi protein yaitu:
1. Pereaksi
Xantoprotein
Larutan asam nitrat
pekat ditambahkan ke dalam larutan protein secara hati-hati. Setelah
dicampurkan akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning bila
dipanaskan. Peristiwa yang terjadi
adalah nitrasi pada
inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Jadi uji ini positif untuk
protein yang mengandung asam amino tirosin,
fenilaalanin, dan
triptofan.
2. Pereaksi
Hopkins-Cole
Digunakan untuk menguji
adanya asam amino triptofan. Khususnya yang mengandung gugus indol.
3. Pereaksi Millon
Digunakan untuk menguji
adanya gugus fenol pada protein misalnya tirosin.
4. Pereaksi
Nitroprusida
Digunakan untuk protein
yang asam aminonya mempunyai gugus –SH misalnya sistein.
5. Pereaksi Sakaguchi
Untuk uji protein yang
asam aminonya mengandung gugus guanidine seperti arginin yang memberikan warna
merah.
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
- Tabung reaksi
- Pipet
- Termometer
5.2 Bahan
- Albumin 5
- HCl pekat
- HNO3 pekat
- NaOH pekat
- HCl 10%
- NaOH 10%
- CuSO4 10%
- AgNO3 1%
- Albumin telur
- Asam glutamat
- Kasein/gelatin
- NaNO2 5%
- HCl 5 %
VI.
Prosedur Kerja
6.1 Koagulasi Protein
1.
Disiapkan tabung reaksi bersih sebanyak
5 buah, masing-masing diisi dengan 2 ml larutan albumin 5 %
2.
Dilakukan pemanasan perlahan dengan api
kecil pada tabung 1, lalu dicatat suhu ketika protein mulai berkoagulasi. Pada
tabung 2 ditambahkan 4 ml etanol dan HCl pekat. Pada tabung 3 ditambahkan HCl
pekat, pada tabung 4 dimasukkan beberapa tetes HNO3 pekat, dan pada tabung 5
ditambahkan beberapa tetes NaOH pekat.
3.
Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi pada setiap tabung dan bandingkan hasilnya.
6.2 Pengendapan Protein
dan Kation
1.
Disiapkan tabung reaksi bersih sebanyak
5 buah. Pada tabung 1 diisi dengan 5 ml air, pada tabung 2 diisi dengan larutan
albumin 5%, pada tabung 3 diisi 5 ml air dan 4 tetes HCl 10%, pada tabung 4
diisi 5 ml larutan albumin 10% dan 4 tetes HCl 10%, pada tabung 5 diisi dengan
5 ml air dan 4 tetes NaOH 10%. Lalu pada tabung terakhir diisi dengan 5ml
albumin 10% tetes dan 4 tetes NaOH 10%.
2.
Dimasukkan 2 ml larutan CuSO4 10% pada
masing-masing tabung.
3.
Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi pada setiap tabung
6.3 Pengaruh Logam
Berat Pada Protein dan Larutan Asam Amino
1.
Dicampurkan beberapa tetes larutan AgNO3
1% dengan 1 ml dari albumin telur, gelatin, dan larutan asam glutamate pada
tabung berbeda
2.
Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi pada setiap tabung
6.4 Reaksi Warna Biuret
Untuk Protein
1.
Dimasukkan 1 ml larutan albumin 5 %
kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10%. Kemudian
ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 1%.
2.
Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi pada setiap tabung
6.5 Reaksi
Xanthoproteat dengan Protein
1.
Dimasukkan sejumlah kecil serbuk
kasein/gelatin kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml HNO3 pekat dan
dipanaskan secara perlahan.
2.
Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi pada setiap tabung
Link
Video terkait :
Permasalahan :
- Bagaimana pengaruh jika HCl yang digunakan diganti dengan H2SO4 terhadap hasil perlakuan Koagulasi Protein ?
- Pada perlakuan Koagulasi Protein Dilakukan pemanasan perlahan dengan api kecil pada tabung 1, lalu dicatat suhu ketika protein mulai berkoagulasi. Mengapa pada perlakuan ini harus dilakukan pemanasan dengan api yang kecil ?
- Mengapa pada perlakuan Pengendapan Protein dan Kation pelu penambahan 2 ml larutan CuSO4 10% pada masing-masing tabung ?
Baiklah saya Nurhalimah (024) akan mencoba menjawab permasalahan no 3 yaitu mengapa pada perlakuan Pengendapan Protein dan Kation pelu penambahan 2 ml larutan CuSO4 10% pada masing-masing tabung. Hal tersebut dikarenakan CuSO4 itu merupakan komponen dari reagen Biuret dimana pada uji asam dan protein ini bisa menggunakan uji Biuret yg mana dalam reagen Biuret itu mengandung komponen NaOH dan juga CuSO4. Sehingga perlu ditambahkan CuSO4 setelah dimasukkannya larutan NaOH. Terima kasih.
BalasHapus2. saya erma johar akan menjawab no 2, dilakukan pada api kecil agar reaksi berjalan dengan perlahan karena apabila pemanasan dalam api besar itu dapat merusak struktur dari larutan itu sendiri
BalasHapusNur Khalishah (052)
BalasHapusNo 1. pengaruh jika HCl yang digunakan diganti dengan H2SO4 terhadap hasil perlakuan Koagulasi Protein , H2SO4 tidak di gunakan pada praktikum ini karena HCL lah yang paling cocok di gunakan untuk perlakuakn koagulasi protein ini