JURNAL PRATIKUM KIMIA
ORGANIK II
PERCOBAAN IV
(PEMBUATAN SENYAWA
ORGANIK ESTER
METIL SALISILAT (MINYAK GANDAPURA)
DISUSUN OLEH :
Zulia Nur Rahma
(A1C118048)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN METEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Pembuatan Senyawa Organik
Ester Metil Salisilat (Minyak Gandapura)
II. Hari/Tanggal :
Rabu, 28 Oktober 2020
III. Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
- Dapat memahami
cara pembuatan minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilat dan
methanol
- Dapat memahami
minyak gandapura merupakan ester karboksilat
- Dapat menentukan
sifat fisika dan sifat kimia dari minyak gandapura
- Dapat mengetahui
jenis reaksi sintesis pembuatan minyak gandapura
IV. Landasan Teori
Minyak gandapura adalah salah satu obat
yang dapat menghilangkan rasa sakit pada bagian
tertentu dan tidak mempunyai efek samping serius pada kulit.
Esterifikasi adalah reaksi dimana asam karboksilat bereaksi alcohol
menghasilkan ester dan air. Kesetimbangan ini dapat kita peroleh dengan adanya
penambahan katalisator dari asam kuat. Dengan suhu kamar, drajat kesetimbangan
reaksi asam dengan alcohol akan kecil kesetimbangan dicapai semakin lambat.
Jikalau reaksi berlangsung pada suhu yang
lebih tinggi dapat digunakan dengan pendingin balik (refluks) dan kita
gunakan asam kuat sebagai katalisatornya, maka reaksinya akan lebih cepat dan
kesetimbangan mudah dicapainya (Tim Kimia Organik,2019).
Senyawa metil salisilat merupakan
turunan dari ester asam salisilat. Senyawa ester dihasilkan dari reaksi asam
karboksilat dengan alkohol atau yang lebih dikenal dengan istilah esterifikasi
dan biasanya reaksi ini menggunakan suatu katalis asam. Reaksi ini akan
berlangsung dengan baik jika direfluks bersamaan dengan adanya sedikit asam
klorida atau asam sulfat [5]. Reaksi asam karboksilat dengan alkohol yang
disertai adanya katalis asam merupakan salah satu cara baku untuk membuat
ester. Reaksinya yang dikenal sebagai esterifikasi Fischer, merupakan jalan
sederhana untuk membentuk ester dari bahan mula yang mudah diperoleh
(Priambodo, 2019).
Metil salisilat merupakan senyawa
organic yang biasa dikenal dengan minyak gandapura dan nbanyak ditemukan dalam
tanaman. Metil salisilat dap[at pula diproduksi melalui reaksi esterifikasi
asam salisilat dengan alcohol. Produksi metil salisilat atau minyak gandapura
melalui reaksi esterifikasi ini dibantu dengan katalis asam sulfat (Daniel,
2011).
Menurut h(Fessenden, 1981), Ester asam
karboksilat merupakan senyawa organic yang memiliki gugus –CO2R, dimana R dapat
merupa alkil. Senyawa metil salisilat atau minyak gandapura ini dapat
diproduksi langsung dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alcohol. Reaksi
antara asam karboksilat dan alcohol ini disebut reaksi esterifikasi. Berikut
merupakan reaksi esterifikasi Fischer:
Sebagian
besar Salisilat yang terdapat pada tanaman gandapura berada dalam bentuk aktf
yang disebut Gaultherin yang merupakan konjugasi metal salisilat dengan
disakarida. Ketika jaringan tumbuhan tersebut rusak atau terkoyak, gaultherin
akan terhidrolisis secara enzimatis menjadi metal salisilat dan terlepas.
Proses ini diduga merupakan bagian system pertahanan dari tumbuhan gandapura.
Gaultherin memiliki sifat-sifat yang menjadikannya sebagai kandidat
terbaik natural aspirin, anti kanker,
anti inflammatory dan cardiopklomonary. Secara empiris tanaman dari keluarga
yang gaultherin juga dilaporkan memiliki daya sembuh sama dengan aspirin
sintesis namun memiliki efek negative yang minimal (Kusumo. 2015).
Pada proses esterifikasi asam yang
digunakan adalah katalis asam yang selain berfungsi sebagai katalis juga
berfungsi sebagai penarik. Hal ini disebabkan karena reaksi esterifikasi adalah
reaksi kesetimbangan yang dapat menghasilkan air. Metil ester asam lemak
komersil disintesis melalui reaksi esterifikasi trigliserida murni. Asam lemak,
lemak atau minyak alami dengan methanol menggunakan katalis asam atau basa.
Faktor-faktor yang memperngaruhi produk metal ester yang dihasilkan dari proses
esterifikasi diantaranya adalah perbandingan (rasio), molar reaktan dan waktu
reaksi esterifikasi yang digunakan asam laurat menjadi metal esternya merupakan
reaksi yang bersifat reversible sehingga hasil reaksi tidak terlalu mengikuti
perhitungan stoikiomterinya. Rasio molar yang tepat akan memberikan kondisi
optimum dalam reaksi esterifikasi sehingga perolehan dalam jumlah maksimum dan
mengurangi kemungkinan bahan berlebih yang tidak bereaksi. Reaksi yang
berlangsung lama akan memerlukan energi dan biaya yang lebih banyak. Waktu dan
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi metal ester yang digunakan
(Moppisatu. 2015).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
a)
Labu dasar bulat 500ml
b)
Thermometer
c)
Labu destilasi 100ml
d)Pendingin
(liebig)
e)
Corong Pisah
f) Pipa Bengkok
g)
Erlenmeyer 200ml
5.2 Bahan
a) 28gr Asam Salisilat
b) Natrium Bikarbonat
c) 81ml Methanol
d) Magnesium Sulfat Anhidrat
e) 8ml Asam Sulfat
VI. Prosedur Kerja
Adapun langkah kerja dari percobaan kali
ini adalah:
- Dalam labu dasar
bulat 500ml, masukkan 28 gr asam salisilat, 81 methanol, dan 8ml asam sulfat
pekat, lalu dikocok.
- Lengkapi labu
dengan pendingin air, lalu refluks selama 1,5 jam dan biarkan campuran
menjadi dingin.
- Rubah posisi
pendingin tegak menjadi miring untuk mendestilasi sisa methanol dengan
memanaskan diatas penangas air.
- Jika methanol
habis terdestilasi, biarkan campuran larutan tersebut dingin.
- Campuran larutan
dari labu dituangkan kedalam corong pisah, lalu dicampur dengan 250ml
aquades.
- Kocok kuat-kuat
larutan tersebut hingga terbentuk dua lapisan zat cair.
- Alirkan lapisan
ester (lapisan bawah) kedalam erlenmeyer.
- Tambahkan larutan
jenuh dari NaHCO3 sampai bebas asam, lalu ditambahkan kembali dengan
anhidrida magnesium sulfat untuk mengeringkan ester salisilat selama 30
menit.
- Saring dan filtrat
yang terbentuk ditampung kedalam labu destilasi, kemudian destilasi diatas
penangas air.
- Catat temperatur
pada waktu destilat ditampung.
- Bila temperatur
masih jauh dibawah titik didih metil salisilat 115˚C, maka murnikan
kembali pada metil salisilat yang ditampung dengan mendestilasi kembali.
Video yang terkait :
Permasalahan :
1. Larutan
jenuh NaHCO3 digunakan untuk membebaskan campuran dari asm. Bagaimana reaksi
NaCO3 dapat menghilangkan asam?
2. Mengapa
proses refluks yang dilakukan pada percobaan ini selama 1.5 jam ? Bagaimana
yang terjadi apabila etanol telah habis terdestilasi sebelum 1.5 jam apakah
kita harus tetap melaksanakan refluks ?
3. Di
dalam praktikum ini dilakukan dua kali cara pemisahan yaitu dengan cara refluks
dan destilasi. Bagaimana yang terjadi apabila kita tidak melakukan refluks
hanya menggunakan destilasi saja ?
Baiklah saya nur Khalishah (052) akan mencoba menjawab permasalhan zulia no 2 yakni
BalasHapusTidak. Karena, ketika etanol yang kita refluks telah habis namun tetap di refluks maka zat lain akan ikut terefluks ketika pemanasan terus di lakukan selama 1,5 jam, dan suhu pun naik. maka zat lain akan ikut terefluks, dan akan terjadi pencampuran antara etanol dan zat lain.
3. Menurut saya itu akan berpengaruh terhadap hasilnya jika hanya dilakukan destilasi saja kemungkinan hasil yang didapatkan itu tidak murni.
BalasHapusTerima kasih
1. Hal ini dengan cara NaHC03 itu mengandung ion Na+ dimana ini nanti akan mengikat asam seperti H2S04 yang digunakan jadi akan berikatan dengan So4- sehingga bisa disebut penetralan asam.
BalasHapus