Langsung ke konten utama

                                        JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN VI

 (SKRINNING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM)

 










DISUSUN OLEH :

Zulia Nur Rahma (A1C118048)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

I. Judul                : Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam

II. Hari, Tanggal : Rabu, 18 November 2020

III. Tujuan :

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :

a. Dapat mengenal dan memahami teknik-teknik skrinning fitokimia bahan alam

b. Dapat mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrinning fitokimia bahan alam

c. Dapat melakukan skrinning fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan

IV. Landasan Teori

Skrining fitokimia merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari komponen senyawa aktif yang terdapat pada sampel, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, penyebarannya secara alamiah dan fungsi biologisnya, isolasi dan perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman. Letak geografis, suhu, iklim dan kesuburan tanah suatu wilayah sangat menentukan kandungan senyawa kimia dalam suatu tanaman. Sampel tanaman yang digunakan dalam uji fitokimia dapat berupa daun, batang, buah, bunga dan akarnya yang memiliki khasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern maupun obat-obatan tradisional (Muthmainnah, 2017).

Menurut Farnsworth (1996), skrinning adalah suatu pemeriksaan kimia secara kualitatif terhadap senyawa-senyawa aktif biologis (metabolit sekunder/bahan alam) yang terdapat dalam simplisia tumbuhan atau makhluk hidup lainnya. Karena pada umumnya yang merupakan senyawa aktif tersebut adalah senyawa-senyawa organic, maka pemeriksaan skrinning fotokimia terutama ditujukan terhadap golongan senyawa-senyawa organik seperti : alkaloid, steroid/terpenoid, flavonoid, fenolik, kumarin, kuinon, saponin, tannin, lignin, glikosida, dan sebagainya. Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada makhluk hidup berdasarkan cara terbentuk dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1.    Metabolit primer, merupakan senyawa organic yang terlibat dalam proses metabolisme dalam makhluk hidup seperti karbohidrat, lipid, protein, dan asam amino.

2.    Metabolit sekunder, merupakan hasil samping proses metabolisme seperti alkaloida, steroida/terpenoida, flavonoida, fenolik, kumarin, kuinon, saponin, tanin, lignin, dan glikosida yang dikenal sebagai kimia bahan alam.

Pereaksi yang digunakan dalam skrinning fotokimia guna mengidentifikasi terhadap masing-masing jenis metabolit sekunder tersebut dilakukan dengan menggunakan larutan-larutan pereaksi untuk alkaloida yaitu pereaksi wagner, pereaksi meyer dan dragendorf. Untuk jenis steroid dan terpenoid dapat digunakan pereaksi Liebermann Buchard, sedangkan untuk identifikasi flavonoid dapat digunakan pereaksi shinoda dan larutan NaOH 10% (Tim Kimia Organik II, 2020). 

Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah skrining fitokimia yang terkandung dalam tanaman. Metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, kumarin, steroid/terpenoid. Skrining fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan karena sifatnya yang dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi tertentu. Skrining fitokimia dilakukan melalui serangkaian pengujian dengan menggunakan pereaksi tertentu (riyanti, 2008).

Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan adalah pemilihan pelart dan metode ekstraksi. Pendekatan fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, buah, dan biji). Terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif yaitu alkaloida dan yang lainnya (kristianti,2008).

Berdasarkan jurnal yang saya baca terdapat Sampel yang digunakan yang dalam penelitian adalah daun temurui yang diambil dari Kota Langsa. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen senyawa kimia yang terdapat pada daun temurui. Uji fitokimia pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode biasa mencakup uji alkaloid, terpenoid, saponin, steroid, flavonoid, fenol, dan tanin. daun temurui mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, Saponin, Flavonoid, dan Tanin. Alkaloid diuji menggunakan tiga jenis reagen yang berbeda yaitu Meyer, Dragendorf, dan Wagner. Uji ini dilakukan untuk memastikan adanya alkaloid yang terkandung dalam sampel yang mungkin tidak dapat terdeteksi oleh salah satureagen. Berdasarkan hasil uji alkaloid diperoleh hasil adanya endapan kuning yang muncul setelah penambahan reagen wagner. Walaupun pengujian dengan meyer dan dragendorf menunjuk kanhasil negatif, hasil positif yang ditunjukkan oleh reagen wagner mengidentifikasikan bahwa daun temurui mengandung senyawa alkaloid. Uji terpenoid, steroid dan saponin dilakukan menggunakan reagen Libermann-Burchard. Terpenoid dan steroid tergolong senyawa nonpolar. Oleh karena itu ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut dietil eter. Hasil uji fitokimia menunjukkan adanya senyawa terpenoid dengan berubahnya warna menjadi merah setelah penambahan reagen Lieberman-Burchard. Saponin merupakan golongan gula yang bersifat polar. Ekstrak yang diuji adalah bagian methanol yang bersifat polar. Biasanya dalam bahan alam saponin akan terikat dengan senyawa non polar terpenoid atau steroid. Pengujian saponin dari daun temurui menunjukkan adanya senyawa saponin terpenoid, yang diidentifikasi dengan perubahan warna menjadi merah setelah penambahan reagen Lieberman Burchard (Sukma, 2018).

Skrining fitokimia dilakukan apabila ekstrak dari tumbuhan yang diperoleh tidak diketahui kandungan kimianya. Skrining fitokimia ini ditunjukkan untuk mengetahui kandungan senyawa atau golongan senyawa dalam suatu tanaman atau ekstrak tanaman. Metode skringin harus memiliki persyaratan, yaitu :

Ø  Metode sederhana dan cepat

Ø  Peralatan yang digunakan sedikit mungkin selektif dalam mengidentifikaasi senyawa-senyawa tertentu dalam kelompok senyawa yang diteliti.

Ø  Golongan yang dapat ditentukan dengan cara uji warna; penentuan kelatrutan; bilangan Rf; dan ciri spectrum UV.

V. Alat dan Bahan

a. Alat

- Tabung reaksi 20 bh

- Erlenmeyer 250 ml

- Plat tetes

- Gelas kimia 200ml

- Pipet tetes

- Lumping

- Corong gelas

- Gelas ukur

b. Bahan

- Pereaksi Dragendorf

- Kloroform

- NaOH padatan

- Pereaksi Meyer

- Etanol

- Brusin

- Pereaksi Wagner

- Methanol

- Iodine

- Shinoda

- Heksan

- KI

- Pandan

- Kayu manis

- Belimbing wuluh

- Sereh

- Jeruk purut

 

VI. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

a)   Pemeriksaan Alkaloida

  1. Dihaluskan simplisia tumbuhan sebanyak 2-4 gr pada lumpang dengan menambahkan sedikit kloroform dan pasir bersih (silica).
  2. Bahan tumbuhan yang sudah halus dibasahi dengan 10ml kloroform, lalu gerus lagi dan ditambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi.
  3. Saring bahan yang telah digerus tadi kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 tetes larutan asam sulfat 2N, lalu dikocok.
  4. Dipisahkan dan didekantasikan lapisan asam kedalam tiga tabung reaksi kecil dan masing-masing tabung ditambahkan dengan satu tetes pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf.

b)   Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid                                                                                            

  1. Dimasukkan simplisia tumbuhan 5 gr kering yang telah dirajang halus kedalam erlenmeyer 250 ml. Lalu tambahkan dengan 25 ml etanol dan diaduk-aduk.
  2. Panaskan diatas penangas air selama 10 menit (jangan menggunakan api langsung), dan saring dalam keadaan panas.
  3. Diuapkan filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau dengan menggunakan penangas air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol.
  4. Dititrasi ekstrak pekat etanol dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter ditempatkan dalam 2 lobang plat tetes dan biarkan kering.
  5. Ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat, diaduk dengan hati-hati.
  6. Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan amati perubahan warna yang terbentuk.
  7. Periksalah reaksi dengan menambahkan asam sulfat pekat pada lobang plat tetes yang satu lagi, amati warna yang terjadi. Kalau terbentuk warna yang sama sangat boleh jadi contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoida tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.

c) Pemeriksaan Flavonoida

  1. Diekstrasksi 0,5 gr simplisia tumbuhan yang telah dihaluskan dengan 10 ml etanol panas selama 5 menit dalam tabung reaksi.
  2. Disaring hasil ekstrak dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium. Bila timbul warna merah tua, menandakan contoh mengandung flavonoid. Cara uji teknik shinoda (Mg+HCl).
  3. Cara lain pengujian flavonoid, dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10% . adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange merah.

d) Pemeriksaan Saponin

  1. Dimasukkan lebih kurang 0,5 gr bahan tumbuhan kedalam tabung reaksi, lalu tambahkan 10 ml air panas dan biarkan menjadi dingin kemudian dikocok selama 10 detik.
  2. Bila terbentuk busa yang stabil setinggi 1-10cm selama 10 menit tidak hilang saat penambahan 1 tetes asam klorida 2N pada perlakuan ini, berarti tes saponin adalah positif.

e) Pemeriksaan Kuinon

Dipotong-potong halus simplisia tumbuhan, kemudian diekstraksi dengan eter. Jika warna contoh yang diuji masuk kedalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah kuinon.

f)  Pemeriksaan Kumarin

Ekstrak metanol atau ekstrak dari simplisia tumbuhan dapat dideteksi keberadaan kumarinnya dengan cara ekstrak etanol atau metanol dari contoh kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat : metanol (9:1) atau (8:2). Dibawah sinar ultraviolet gelombang panjang 360 nm kumarin biasanya akan berfloresensi biru dan kalau noda ini diberi uap ammonium akan terlihat noda yang berwarna kuning.

 

Video yang terkait dalam praktikum kali ini yaitu :

https://youtu.be/zprF49qFA7s

 

PERMASALAHAN :           

  1. Mengapa pada percobaan Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam ini untuk mengekstrasi simplisia tumbuhan menggunakan pelarut yang berbeda-beda pada setiap pemeriksaan ?
  2. Mengapa pada saat pemeriksaan saponin ada tidaknya kandungan saponin pada ekstrak simplisia tumbuhan ditandai dengan timbulnya busa setinggi 1-10 cm ?
  3. Mengapa pada percobaan ini saat dilakukannya pemeriksaan Alkaloida terjadinya proses dekantasi ?

Komentar

  1. Baiklah saya Khusnul Khotimah (039) akan mencoba menjawab permasalahan no.2
    Hal ini dikarenakan kita ketahui terlebih dahulu Sapo = senyawa sabun. Sehingga uji saponin ini akan menimbulkan busa pada larutan. Dimana busa yg timbul disini ada krena penurunan tegangan muka pada cairan cair yang dapat mengacaukan bagian yang tidak sama sifat kepolarannya sehingga timbullah busa.
    Terimakasih :)

    BalasHapus
  2. 1. Baiklah karena pelarut itu akan bekerja dengan senyawa tertentu
    Setiap pelarut memiliki tingkat kepolaran yang berbeda beda jadi kita bisa mencocokan senyawa apa dan pelarut apa yang cocok untuk digunakan pada pelarut tersebut

    BalasHapus
  3. 3. Untuk memisahkan campuran yang terdapat dalam larutan berupa padatan sehingga memudahkan untuk diuji.
    Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

                                                    JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN VIII  (SENYAWA BAHAN ALAM STEROID DAN TERPENOID )   DISUSUN OLEH : Zulia Nur Rahma (A1C118048)   DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020 I.  Judul                       : Isolasi Senyawa Bahan Alam ( Steroid dan Terpenoid ) II. Hari/ Tanggal        :   Rabu, 25 November  2020 III. Tujuan                  : Adapun  tujuan  dari  praktikum  kali...
    JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN XIII DISUSUN OLEH : Zulia Nur Rahma (A1C118048)   DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020 I. Judul                  : Uji Lemak II. Hari/Tanggal : Rabu, 16 Desember 2020 III. Tujuan Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu : Dapat mengenal beberapa sifat lemak Dapat mengetahui reaksi penyabunan dari lemak maupun minyak  IV.    Landasan Teori Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer. Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama karena memiliki satu dari penting : lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitas terhadap air. Perilaku hidrofobik dan lipid didasarkan pada struktur molekulnya. meskipun lipid b...
  JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN III (PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISLAT)     DISUSUN OLEH : Zulia Nur Rahma (A1C118048)   DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si         PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020   I. Judul    : Pembuatan Asam Asetil Salisilat (Aspirin) II. Hari/Tanggal : Kamis , 22 okto ber 20 20 III. Tujuan   : Adapun tu j uan dari percobaan ini adalah : 1. Dapat memahami cara pembuatan asam asetil salisilat dari bahan baku asam salisila t dan asam asetat anhidrat 2. Dapat mengetahui dan memahami jenis reaksi pembuatan asam asetil salisilat IV. Landasan Teori Asam salisilat (o-hidroksil benzoat) adalah suatu senyawa yang terdiri dari dua bagian yaitu fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil. Sehingga asam salisilat d...