JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN X
DISUSUN OLEH :
Zulia Nur Rahma (A1C118048)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I.
Judul : Isolasi Senyawa p-metoksi Sinamat Dari
Kencur
II.
Hari, tanggal : Jum'at, 11 Desember 2020
III.
Tujuan
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah :
a)
Dapat menguasai teknik isolasi bahan
alam khususnya fenilflavonoid
b)
Dapat mengenal sifat-sifat kimia fenil
propanoid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik.
IV.
Landasan Teori
Kencur
(Kaemferiam galangal L) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di perkebunan dan
pekarangan daerah kawasan tropis, dan biasanya sering digunakan sebagai bumbu
dapur yang memiliki banyak manfaat sehingga sering kali di konsumsi singular
sebagai obat tradisional Indonesia. Tumbuhan ini banyak mengandung senyawa
kimia berupa etil p-metoksi sinamat, etil sinamat merupakan komponen utama,
p-metoksistiren dll. Persentase etil p-metoksi sinamat di dalam kencur cukup
tinggi hingga mencapai 10 %, sehingga dapat dengan mudah diisolasi dari umbi kencur
dengan mengguanakan pelarut etanol ataupun petroleum (Tim Kimia Organik II,
2020).
Tanaman
kencur (Kaemfria galangal. L) dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaatnya.
Disamping digunakan sebagai penyedap makanan, kencur ini juga digunakan sebagai
bahan dalam ramuan obat tradisional. Salah satu senyawa etil ester yang
terdapat dalam kencur yaitu etil para metoksi sinamat yang tergolong fenil
propanoid. Etil para metoksi sinamat termasuk kedalam golongan senyawa ester
yang mengandung cincin benzene dan gugus metoksi yang bersifat non-polar.
Sehingga, dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai
variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, methanol, air dan heksana
(Asyharist, 2011).
Rimpang
kencur berada di bawah dasar tanah berbentuk gerombolan bercabang dimana induk
dari rimoangnya terletak di tengah. Rimpang kencur mengandung banyak air ndi
dalam nya dengan bentuk fisik sebelum dikupas berwarna kecoklatan dan di dalam
nya setelah di kupas berwarna putih dan terkadang kekuningan dengan bau yang
khas. Tanaman kencur memiliki kandungan kimia meliputi minyak atsiri dengan
persentase sekitar 2,4-2,9 % dimana senyawa ini terdiri dari etil para
metoksisinamat, bornelol, kamfer, sineol, pentadekana. Terdapatnya kandngan
etil para metoksisinamat di dalam rimpang kencur ini terindikasi sebagai
senyawa turunan sinamat (Fessenden, 1984).
Rimpang
kencur mengandung beberapa senyawa seperti minyak atsiri (2,5-4%), etil
sinamat, dinamaldehid, evkalipazol, asam metal p-kromat, etil ester dan etil p-metoksi
sinamat. Etil p-metoksi sinamat merupakan salah satu kandungan fitokimia utama
dari tanaman rimpang kencur yang biasa digunakan untuk kosmetik, menanam,
insektisida dan obat. Reaksi hidrolisis etil p-metoksi sinamat dilakukan dalam
suasana basa. Reaksi hidrolisis suatu ester dalam suasana basa dikenal pula
dengan reaksi saponifikasi. Mekanisme reaksi yang terjadi pada reaksi
hidrolisis ester dalam suasana basa adalah melalui tahap adisi-nukleofilik dari
basa OH- terhadap gugus karbonil yang membentuk intermediet tetrahedral. Reaksi
pada tahap ini biasanya berlangsung dengan lambat (Fareza, dkk. 2017).
Dalam
ektraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut
dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau
mendekati sama. Etil p-metoksi sinamat adalah suatu ester yang mengandung
cincin benzene dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan mengandung gugus
karbonil yang mengikat etil yang bersifat agak polar menyebabkan senyawa ini
mampu larut dalam beberapa pelarut dengan kepolaran bervariasi. Biasanya dalam
penilitian ini pelarut yang digunakan adalah heksana, etil asetat, alcohol,
aquades dan dietil eter (Selamat, 2003).
V.
Alat dan Bahan
5.1
Alat
·
Erlenmeyer 250ml
·
Kertas saring
·
KLT
·
Udara Penangas
·
Corong Buchner
·
Labu bulat
·
Corong biasa
·
Penasihat
·
Alat ukur TI
5.2
Bahan
·
Kencur yang telah ditumbuk
·
Kloroform
·
Etanol
·
NaOH
·
Methanol
·
Asam sulfat klorida
VI.
Prosedur Kerja
a) Isolasi Etil
p-Metoksi Sinamat
1.
Dimasukkan serbuk ke 250 ml Erlenmeyer
2.
Direndam dengan 100 ml kloroform
3.
Dihangatkan pada penangas air sambil
digoyang-goyang
4.
Dibiarkan selama setengah jam pada suhu
kamar kemudian saring
5.
Dipisahkan residu kencur dan sekali lagi
perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama
6.
Digabungkan Filtrat Diperoleh dan
dipekatkan di bawah tekanan rendah (volume) hingga volume kira-kira setengahnya
7.
Didinginkan penyelesaian pekat dalam
air, padatan yang terbentuk menyimpang dengan corong Buchner, filtrat
dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung
kemudian ditimbang
8.
Dihitung rendemennya! Reksistalisasi
dilakukan dalam klorofrom, kemudian menilai titik lelehnya dan membandingkan
dengan sastra (45-50ºC)
b) Pemeriksaan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
1.
Dilarutkan sampel kristal hasil isolasi
dalam petroleum eter menggunakan kapiler ditotolkan pada plat KLT ukuran 2x5
cm.
2.
Digunakan etil p-metoksi sinamatdan asam
p-metoksi sinamat standar sebagai pembanding pada jarak 0,5 cm dari bawah
3.
Dimasukkan dalam ruang yang telah
dijenuhkan dengan eluen kloroform, pengamatan bercak dilakukan dengan melihat
di bawah lampu UV atau dimasukkan ke ruang iodium
4.
Dihitung rf-nya dan dibandingkan dengan
standar
c) Pemeriksaan
Spektroskopi Ultra Violet
1.
Dilarutkan Kristal hasil isolasi dalam
methanol
2.
Dibuat spektrum ultra violetnya pada
panjang gelombang 200-300 nm
d) Pemeriksaan
Spektroskopi Infra Merah
1.
Dibuat pelet Kristal hasil isolasi
dengan KBr kering
2.
Dibuat spektrum infra merahnya
Link
video terkait :
Permasalahan :
- Mengapa pada Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat Reksistalisasi dilakukan di dalam klorofrom ?
- Mengapa sebelum melakukan proses ekstraksi harus dilakukan perendaman yang cukup lama terlebih dahulu ?
- Pada percobaan ini salah satu perlakuan yaitu dilakukan uji KLT. Mengapa pada percobaan ini menggunakan uji KLT ?
BalasHapusWisliana (A1C118060)
3. pada percobaan ini menggunakan uji KLT dikarenakan uji Kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk memonitor pergerakan reaksi, mengidentifikasi senyawa yang terdapat di dalam campuran, dan menentukan kemurnian bahan.
saya erma johar akan menjawab no 2. dilakukan perendaman ekstraksi dikarekan agar larutan dalam bercampur sehingga nantinya semua campuran dapat bereaksi
BalasHapusDenora Situmorang (056)
BalasHapuskarena dengan penggunaan kloroform dapat mengekstrak senyawa yang diinginkan pada sampel kencur.