Langsung ke konten utama

                                          JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN VII

 (ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (Alkaloid))

 










DISUSUN OLEH :

Zulia Nur Rahma (A1C118048)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

I.  Judul                  : Isolasi Senyawa Bahan Alam (Alkaloid)

II.  Hari, Tanggal   : Rabu, 18 November 2020

III. Tujuan              

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :

a. Dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya alkaloid

b. Dapat mengenal sifat-sifat kimia alkaloid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik

 

IV. Landasan Teori

Alkaloid adalah suatu senyawa basa organic yang memiliki unsur Nitrogen (N) biasanya berasal dari tanaman. Alkaloid memiliki dampak fisiologis kuat terhadap manusia. Didalam bidang farmakologi, alkaloid digunakan sebagai senyawa yang dapat meningkatkan dan memacu sistem syaraf, meningkatkan tekanan darah, dan sebagai penangkal infeksi microbial(Pasaribu,2009).

Alkaloid merupakan senyawa basa organik yang mengandung nitrogen yang mayoritas banyak terdapat dalam tumbuhan, dan minoritas terdapat dalam mikroorganisme dan hewan. Nama alkaloid sebenarnya berasal dari alkali yang berarti basa (Seager & Slabaugh, 2014). Namun, tingkat kebasaannya bervariasi, tergantung pada struktur molekul alkaloid, dan keberadaan serta posisi dari gugus fungsional lainnya. Apocynaceae adalah salah satu tanaman yang mengandung berbagai jenis alkaloid. Sejumlah besar alkaloid telah diisolasi dari family Apocynaceae dan komponen utamanya adalah alkaloid indol (Liu, Cao, Yao, & Xu, 2013) dan beberapa alkaloid lainnya seperti alkaloid monoterpenoid piperidina, alkaloid steroid, alkaloid spermidina dan turunannya piperidin dimer. Alkaloid ini diisolasi dari hampir 424 genus termasuk Kopsia (Halimatussakdiah, 2016).

Alseodaphne peduncularis merupakan tumbuhan dari suku Lauracea yang tumbuh di hutan tropis. Tumbuhan suku Lauraceae ini telah diketahui mengandung banyak senyawa alkaloid yang bervariasi. Berdasarkan tinjauan pustaka, terdapat lebih dari 500 senyawa alkaloid yang diisolasi dari tumbuhan menunjukkan aktivitas sitotoksik yang kuat terhadap berbagai jenis sel kanker. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah bahagian daun tumbuhan A. peduncularis. Proses ekstraksi sampel dilakukan dengan metoda sokletasi. Daun yang sudah dikeringkan dan dihaluskan sebanyak 3,5 kg diekstraksi dengan n-heksana sampai jernih dan disaring untuk memisahkan ekstrak dengan residu. Residu yang telah kering kemudian dibasahkan dengan amoniak 28% selama 2 jam. Prosedur ini dilakukan untuk menarik senyawa alkaloid yang ada pada daun, sehingga memudahkan proses isolasi senyawa alkaloid. Residu ini kemudian diekstraksi kembali menggunakan diklorometana sampai jernih. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan menggankan rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak kasar diklorometana. Ekstrak kasar (44 gram) inilah yang selanjutkan akan digunakan untuk proses isolasi, pemisahan dan pemurnian senyawa. Proses isolasi senyawa alkaloid dilakukan menggunakan kromatografi kolom dengan variasi pelarut methanol: diklorometana dan n-heksana (Amna, 2016).

Menurut Widi(2007), metode klasifikasi alkaloid yang paling banyak digunakan  yaitu dari sudut pandang komposisi atom nitrogennya,.

  1. Alkaloid heterosiklis yaitu alkaloid yang memiliki atom Nitrogen didalam cincin heterosiklisnya, alkaloid jenis ini memiliki beberapa separasi diantaranya : alkaloid pirolidin, alkaloid indol, alkaloid piperidin, alkaloid prridin, alkaloid tropan, imidazole, guanidine, alkaloid histamine, alkaloid akridin, alkaloid isukuolin, alkaloid izidin, dan alkaloid kuinozolin.
  2. Alkaloid amina alifatis dan aksosiklis.
  3. Alkaloid putesrin, spermin, serta spermidin misalnya pausina.
  4. Alkaloid peptide yaitu alkaloid yang mengandung ikatan peptita di dalam strukturnya.
  5. Alkaloid steroidal dan terpena.

Didalam kopi, the, coklat, bahkan minuman coca cola banyak terkandung salah satu senyawa alkaloid yaitu 1,3,7-trimetilxantin. Kafeintergolong pada alkaloid kelompok purin, diamna struktur dari senyawa tersebut banyak mengandung atom Nitrogen yang terikat di dalam struktur nya.. efek fisiologis yang dapat di indikasi oleh senyawa kafein adalah sebgagai stimulant. Kafein sendiri dapat dengan mudah disisolasi dengan bahan daun tek terkhusunya daun teh hijau dengan hanya menggunakan pelarut air panas karena dapat  melarutkan senyawa kaein, namun kafein akan memiliki kelarutan yang lebih tinggi lagi diadalam pelarut kloroform sehingga membentuk Kristal. Kadar kafein di dalam daun the sendiri bias dikatakan dalam kadar yang cukup banyak yaitu 2-5%, di dalam kopi 0.1-0.7%, serta di dalam coklat sebesar 0.1-0.8%. meskipun terdapat komposisi kafein yang cukup besar didalam daun the, namun ketika daun teh di ekstraksi aka nada senyawa lain yang juga menyertai penyarian tersebut,senyawa tersebut adalah diantaranya tannin yaitu senyawa turunan pentadigaloiglukosa yang tidak dapat larut didalam air dan sukar dipisahkan dari senyawa alkaloid sehingga tannin perlu direaksikan dengan kalsium karbonat agar dapat membentuk garamnya (Tim Kimia orgaanik, 2020).

 

 

V.  Alat dan Bahan

a.      Alat

-         Corong pisah 500ml

-         Erlenmeyer

-         Corong Buchner dan vakum

-         Pemanas mantel

-         Gelas kimia 500ml

-         Corong gelas dll

b.      Bahan

-         Kalsium karbonat serbuk

-         Kloroform atau metilen klorida

-         Benzene

-         Petroleum benzene

-         Larutan NaOH 5%

-         R. Dragendrof

-         Reagen wagner

-         Plat T:LC

-         Ca(OH)2

 

VI. Prosedur Kerja

  1. Dimasukkan 25 gr teh kering kedalam Erlenmeyer 500ml, ditambahkan 250ml air dan 25 gr CaCo3.
  2. Dipanaskan campuran diatas uap air selama 20menit,sambil sewaktu-waktu diaduk atau di goncang.
  3. Didinginkan diudara, saring  larutan air dengan menggunakan corong Buchner besar serta pengisapan sampai sisa padat ditekan kering.
  4. Dipindahkan larutan air kedalam corong pisah 500ml, partikel padat jangan sampai terbawa.
  5. Dibiarkan dingin diudara, lalu lakukan ekstraksi dua kali masing-masing dengan 25ml kloroform atau metilen klorida. Dengan hati-hati selama 5-10 menit. Jika terjadi emulsi yang sukar dipisahkan, coba tambahkan sedikit pelarut lagi.
  6. Disimpan corong pada statif atau klem,biarkan beberapa saat sampai terpisahkan dua lapisan.
  7. Ditampung seluruh lartan kloroform kedalam tabung destilasi diatas penangas air, sampai diperoleh larutan januhnya yang mungin berwarna hijau
  8. Didinginkan secara bertahap sampai tebentuk kristalnya sebanyak mungkin
  9. Dilakukan kristalisasi dengan melarutkannya dalam 5 ml benzene panas dan tambahkan 10ml petroleum benzene
  10. Dipisahkan Kristal dengan penyaringan vakum menggunakan corong Buchner
  11. Dilakukan rekkristalisasi tahap dua dengan menggunakan campuran pelarut yang  sama
  12. Ditimbang dan tentukan titik lelehnya (sekitar 225-250°C).                                                

 

Video terkait sebagai berikut :

https://youtu.be/_CoxEgbyeK4

 

Permasalahan :

  1. Mengapa pada percobaan ini saat proses ekstraksi memungkinkan dapat terjadinya emulsi ?
  2. Pada percobaan ini mengapa menggunakan pelarut klorofrom untuk mengekstrak kafein?
  3. Mengapa pada percobaan ini saat dilakukan kristalisasi perlu penambahan  petroleum benzene ?

Komentar

  1. 2 karena klorofrm merupakan pelarut yang baik yang dapat mengekstraksi zat seperti caffein yang tidak larut didalam air

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Kelantan (023) akan menjawab permasalahan no.1

    Hal ini dikarenakan pada saat Emulsi yaitu campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Perlu ditambahkan zat tertentu yang bertindak sebagai pengemulsi, yang dapat membantu dua cairan dapat bercampur secara homogen dan stabil.

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Nurhalimah akan mencoba menjawab permasalahan no 3 yaitu Mengapa pada percobaan ini saat dilakukan kristalisasi perlu penambahan petroleum benzene. Hal tersebut dikarenakan kita menggunakan pelarut disana adalah benzen maka kita menggunakan pula sebagai campurannya yaitu petroleum benzene. Terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

                                                    JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN VIII  (SENYAWA BAHAN ALAM STEROID DAN TERPENOID )   DISUSUN OLEH : Zulia Nur Rahma (A1C118048)   DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020 I.  Judul                       : Isolasi Senyawa Bahan Alam ( Steroid dan Terpenoid ) II. Hari/ Tanggal        :   Rabu, 25 November  2020 III. Tujuan                  : Adapun  tujuan  dari  praktikum  kali...
    JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN XIII DISUSUN OLEH : Zulia Nur Rahma (A1C118048)   DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020 I. Judul                  : Uji Lemak II. Hari/Tanggal : Rabu, 16 Desember 2020 III. Tujuan Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu : Dapat mengenal beberapa sifat lemak Dapat mengetahui reaksi penyabunan dari lemak maupun minyak  IV.    Landasan Teori Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer. Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama karena memiliki satu dari penting : lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitas terhadap air. Perilaku hidrofobik dan lipid didasarkan pada struktur molekulnya. meskipun lipid b...
  JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN III (PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISLAT)     DISUSUN OLEH : Zulia Nur Rahma (A1C118048)   DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si         PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020   I. Judul    : Pembuatan Asam Asetil Salisilat (Aspirin) II. Hari/Tanggal : Kamis , 22 okto ber 20 20 III. Tujuan   : Adapun tu j uan dari percobaan ini adalah : 1. Dapat memahami cara pembuatan asam asetil salisilat dari bahan baku asam salisila t dan asam asetat anhidrat 2. Dapat mengetahui dan memahami jenis reaksi pembuatan asam asetil salisilat IV. Landasan Teori Asam salisilat (o-hidroksil benzoat) adalah suatu senyawa yang terdiri dari dua bagian yaitu fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil. Sehingga asam salisilat d...